Si Raja Herba untuk segala Penyakit

Agar anak berhenti minum susu dengan dot

sebaiknya anak usia 5 tahun sudah bertumbuh dengan '' gigi susu '', dan sebaiknya JANGAN LAGI DIBIARKAN minum dengan memakai dot apapun alasannya.

mengapa demikian ! karena dot merupakan penyebab pertumbuhan gigi tidak baik - semuanya keluar.
dan nanti kalau sudah besar pertumbuhan ini semangkin bertambah menyolok.
dan terpaksa anak harus memakai '' kawat gigi - beugel ''

cobalah sedikit2 dengan sabar menyuapnya dengan sendok saja, atau anda bisa membeli sebuah cangkir yg memakai tutup tetapi ada corongnya. merknya ChiCo.
cangkir ini diciptakan khusus untuk bayi yg hendak melepas botol susu kearah cangkir biasa,
dan ini dapat anda berikan sebagai bahan latihan utk anak anda.

kalau dia kurus bukan berati karena dia kurang susu !, kurangnya berat badan bagi anak 5 tahun adalah dikarena pola makanannya yg kurang.

seperti anda sudah tulis, dia hanya mau makan kalau makanan yg dia inginkan.

advis saya '' buatlah variasi masakan sendiri '', dan hindarkan cemilan bagi anak2 ketika jam makan hampir tiba.
hindarkan minuman yg manis2 seperti soft drink dsb
sebab GULA adalah penyebab anak2 malas makan. karena gula mengandung kalori tinggi, maka tidak heran lambung mereka sudah penuh dan tidak ada lagi nafsu utk makan.

lebih baik berikan anak2 juice buah2-an yg asli dari buah tanpa tambahan gula.

dan perhatikan untuk tidak memberikan susu dikala waktu makan sudah dekat.
oleh karena susu bagi anak balita - 5 tahun BUKAN lagi makanan utama akan tetapi pelengkap
yang lebih baik diberikan pagi hari, dan malam hari ketika akan naik tidur. Read More......

Aneka Masalah Menyusui

Repotnya jika saat menyusui muncul masalah pada payudara kita. Selain kita “tersiksa”, bayi pun jadi sulit menyusu.

Saat si kecil hadir setelah menunggunya selama 9 bulan- tentu kita ingin memberikan yang terbaik buat sang buah hati. Di antaranya, memberi ASI eksklusif. Sayangnya, kadang keinginan itu tak bisa berjalan mulus karena payudara kita bermasalah.
Ternyata banyak sekali, lo, masalah payudara yang bisa mengganggu kelancaran pemberian ASI seperti yang dijelaskan dr. Hj. Hasnah Siregar, SpOG dari RSAB Harapan Kita Jakarta berikut cara-cara mengatasinya.
1.PUTING RATA
Dikenal dengan retracted nipple banyak dijumpai pada ibu-ibu menyusui. Penyebabnya, sampai sekarang belum diketahui secara pasti. “Merupakan bawaan dari sononya atau sejak lahir memang payudaranya demikian.”
Tentu saja bentuk puting demikian akan menyulitkan si buah hati dalam menyusu. Namun tak perlu khawatir, kok, Bu, karena masalah ini bukan berarti tak ada pemecahannya. Cara mengatasinya dengan menarik-narik puting secara kontinyu. Alangkah baiknya lagi jika program penarikan puting dimulai kala kehamilan berusia di atas 5 bulan. Sebab kalau dilakukan di bawah usia kehamilan 5 bulan bisa merangsang rahim untuk berkontraksi. Cara menariknya dengan memutar kiri-kanan, lantas tarik keluar.
Jika keadaannya tidak parah, maka dengan cara demikian, akan berhasil. Artinya, puting bisa sedikit menonjol keluar, sehingga bayi pun dapat menyusui dengan mudah. Namun jika keadaannya parah dan cara ini tidak berhasil, maka ASI sebaiknya dikeluarkan pakai pompa dan si kecil minum ASI lewat sendok. “Namun cara ini punya kelemahan, yaitu rangsangan isap menjadi hilang. Akibatnya, ASI jadi mudah terhenti produksinya. Padahal produksi ASI akan semakin baik jika diisap terus oleh bayi.”
Yang tak boleh dilupakan, setelah puting berhasil keluar, si ibu harus rajin menyusui bayinya. “Agar si bayi sering mengisap puting sehingga lama-lama puting itu akan bisa menonjol. Bila otot-ototnya selalu ditarik-tarik mulut bayi, maka otot-otot itu bisa lebih panjang dan lentur.”
Jika tidak menggunakan dua cara tersebut, maka puting bisa dipanjangkan dengan alat bantu puting buatan; dengan menempelkan puting buatan pada puting susu. “Sayangnya, banyak bayi yang tak suka dengan puting buatan. Mungkin karena rasanya tak enak mengisap puting ini,”.
2.PUTING LECET
Puting lecet pun kerap terjadi pada ibu menyusui. Penyebabnya tak lain karena teknik menyusui yang salah. “Anak bukannya mengisap sampai areola mammae, tapi mengisap hanya di bagian puting saja. Akibatnya, puting jadi mudah lecet.”
Cara mengatasinya, lakukan teknik menyusui dengan benar, yaitu;
- Si ibu harus duduk dengan tegak.
- Mulut bayi harus masuk hingga ke areola mammae.
- Bayi menghadap perut ibu dengan mulut dan dagu yang menempel betul pada payudara ibu.
- Kuping dan tangan bayi berada pada garis lurus.
- Jari tangan ibu jangan dalam posisi menggunting payudara karena akan mengunci gudang susu, sehingga ASI malah tak keluar. Yang benar, tangan dalam posisi menopang payudara, yaitu ibu jari di atas dan keempat jari di bawah puting.

Puting lecet juga bisa disebabkan kesalahan teknik melepaskan puting setelah menyusui. “Seringkali terjadi, melepaskan puting dari mulut bayi dengan menarik puting itu. Jika mulut bayi masih kuat tertanam di puting ibu, maka tarikan ini hanya akan membuat puting jadi lecet.” Sebaiknya, lepaskan puting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau menekan dagu bayi ke bawah.
Puting lecet juga disebabkan perawatan payudara tidak benar. Misalnya, membiarkan puting selalu dalam keadaan basah. Puting yang basah hanya akan mendatangkan atau menumbuhkan kuman, sehingga memudahkan infeksi dan lecet. Karena itu sebaiknya sebelum menyusui puting selalu dalam keadaan kering.
Nah, untuk menghindari infeksi, sebaiknya sebelum menyusui, pijat puting sedikit agar keluar air susunya. Air susu ini kemudian digunakan untuk mengolesi puting dan sekitar areola. “Begitu juga sesudah menyusui. Dengan demikian, puting selalu bersih dan terhindar dari infeksi. Sebab, di dalam ASI ada pelumas yang bisa melembutkan areola mammae dan puting, serta mengandung desinfektan yang bisa membersihkan. Jadi, tak usah membasuh puting dengan air segala macam, cukup dengan air ASI saja sudah bersih, kok.”
Juga jangan sekali-kali membersihkan puting memakai sabun, lo. Karena sabun mengandung soda yang memudahkan puting jadi lecet. “Payudara saat menyusui itu, kan, lagi mekar, bengkak, dan muara ASI-nya sedang terbuka, sehingga jadi sensitif jika terkena soda. Kala mandi, cukuplah dibersihkan memakai air saja, tanpa sabun.”
Sebaiknya pula, jangan memakai bra yang memakai lapisan plastik di bagian dalamnya. Karena lapisan ini pun memungkinkan puting jadi lecet saat tergores permukaannya yang tak rata, misalnya. Paling aman adalah memilih bra yang memakai lapisan kain katun di bagian dalamnya.
Jika keadaan lecet puting ini sangat parah sebaiknya payudara yang lecet untuk sementara diistirahatkan dari acara menyusui hingga 24 jam. “Susuilah anak dengan payudara yang sebelah lagi.” Kalau ternyata ASI dari payudara yang lecet itu sudah penuh, ASI sebaiknya dikeluarkan dengan jalan dipompa. “ASI hasil pompaan ini dapat diminumkan ke bayi dengan jalan disendoki.”
Selanjutnya, puting lecet tersebut diobati dengan obat oles hingga lecetnya sembuh. “Namun sebelum disusukan kembali, sebaiknya puting yang bekas diolesi obat ini dibersihkan dulu. Dengan demikian, bekas obat tidak terisap bayi.”
3.SALURAN TERSUMBAT
Saluran tersumbat atau ASI membeku biasanya mengakibatkan benjolan lokal di salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain tidak. Misalnya, ada benjolan di atas payudara atau di bawah payudara. “Mungkin saja saat ia menyusukan ada sedikit ASI yang tersumbat, sehingga lama-kelamaan semua ASI pun akan tersumbat, kan?”
Cara mengatasinya dengan jalan menyusukan semua ASI di payudara hingga kosong, jangan sampai tersisa. “Kalau ternyata bayinya sudah kenyang tapi ASI-nya masih banyak, sebaiknya dipompa lantas disimpan. Entah itu di termos atau kulkas. Di kulkas tahan 48 jam, di termos 24 jam, sedangkan bila dibiarkan di udara terbuka tahan 8 jam. “Menyimpan ASI di udara terbuka sebaiknya menggunakan botol kaca, karena botol plastik mudah bereaksi.” Untuk mencairkan ASI yang baru dikeluarkan dari kulkas jangan direbus, ya, Bu, sebaiknya botolnya direndam dalam air panas.
Massage-lah benjolan akibat penyumbatan ASI tersebut. “Kemudian kompres dengan lap handuk yang direndam air panas dan selanjutnya dalam air dingin. Lakukan terus hingga benjolan hilang.” Setelah itu, minta si bayi menyusu sering-sering di payudara itu hingga ASI kosong.
Untuk menghindari timbulnya benjolan kembali sebaiknya jangan memakai bra yang terlalu sempit. “Bra yang sempit hanya mengakibatkan stuing atau penekanan pada payudara yang mengakibatkan saluran ASI jadi tersumbat.”
4.PAYUDARA BENGKAK
Pnyebabnya tak lain karena pengeluaran ASI yang tidak lancar. “Biasanya karena bayi tak cukup sering menyusu atau bayinya malas menyusu sehingga ASI bertumpuk di payudara ibu dan mengakibatkan bengkak.” Bayi malas menyusu bisa lantaran kenyang atau ada gangguan penyakit atau gangguan pencernaan.
Begitu juga ibu yang buru-buru menyapih bayinya gara-gara harus segera masuk kembali ke kantor karena cutinya habis juga menyebabkan payudara bisa membengkak.
Pembengkakannya tak selalu terjadi pada kedua belah payudara. Bisa saja hanya terjadi pada satu payudara. “Istilahnya asimetris. Biasanya terjadi karena bayi hanya menyusu di satu payudara, misalnya, di payudara kiri saja sementara kalau dipindah ke payudara kanan tak mau. Kalau hal ini dituruti, maka payudara yang kanan pasti membengkak.”
Untuk mengatasinya, sebaiknya dalam menyusui memakai cara menggiring bola. Jadi, jangan memutar kepala anak dari payudara kiri dipindah ke payudara kanan dengan posisi kepala berpindah. Kalau ia merasa nyaman menyusu di payudara kiri ibu, berarti posisi pipi kananlah yang selalu menempel ke payudara ibu, kan? Nah, gunakan taktik, menggesernya dari payudara kiri ke payudara kanan dengan tetap pada posisi pipi yang sama yang menempel di badan ibu. Tentu bayi akan merasa ia tetap menyusu di payudara kiri ibu padahal sudah bergeser ke payudara kanan.
Sebaiknya dalam menyusukan harus sama waktunya antara payudara yang satu dengan yang lainnya. “Sebagai ibu, toh, pasti akan tahu kemampuan anaknya menyusu. Kalau anaknya selalu menyusu selama 15 menit. Maka bagilah 15 menit itu untuk dua payudara dengan waktu yang sama. Karena kalau hanya satu saja yang sering disusukan, maka jadi besar sebelah. Yang sering disusui jadi lebih kecil dan yang tak pernah disusui jadi besar. Hasilnya jadi asimetris. Ini, kan, mengurangi keindahan.”
Jika pun sudah kadung membengkak, maka payudara yang membengkak tersebut diolesi minyak atau baby oil, selanjutnya di-massage (dipijat). Urutlah payudara dengan kedua tangan mengelilingi payudara, kemudian dari pangkal payudara ke arah puting. Selanjutnya, kompres payudara dengan lap handuk yang telah direndam dalam air panas. Lalu kompres dengan lap yang telah direndam air dingin.
Selama membengkak payudara tersebut harus tetap sering disusukan ke bayi. “Dengan bayi menyusu maka isi gudang ASI pun berkurang. Kalau tidak disusukan, misalnya, bayi sudah kenyang, maka payudara yang membengkak harus dikosongkan dengan cara dipompa hingga ASI-nya habis.”
5.MASTITIS ATAU INFEKSI PAYUDARA
Pada payudara yang terkena infeksi akan terlihat ciri-ciri payudara membengkak, merah, dan nyeri. Mastitis biasanya merupakan kelanjutan dari payudara yang membengkak atau tersumbat lokal yang tidak ditangani tuntas. “Jadi, bengkak dulu atau ada benjolan dulu baru terjadi mastitis. Tidak pernah mastitis terjadi tanpa adanya pembengkakan di payudara.”
Bila sudah terjadi mastitis, biasanya juga menimbulkan reaksi sistemik. “Ibu akan demam di seluruh tubuh. Akhirnya, bukan hanya payudara yang terinfeksi, namun seluruh tubuh pun bisa terkena infeksi.”
Kalau sudah begini mau tak mau ibu harus minum antibiotika untuk mengatasi infeksi. “Massage tidak boleh dilakukan, tapi cukup dengan pengompresan panas-dingin, serta minum yang banyak. Karena ibarat got kotor, jika kita guyur pakai air banyak-banyak, maka air kotor yang menyumbat akan terguyur keluar. Sementara untuk menahan nyeri, ibu juga akan diberi analgetik.”
Tentu saja, menyusui harus tetap jalan. “Makin bayi tak menyusu, ASI akan makin menumpuk sehingga mau tak mau harus dikeluarkan dengan dipompa.”
Kalau keadaan mastitis masih dini, dalam seminggu-dua minggu akan sembuh. “Karena jaringan payudara itu, kan, termasuk dalam jaringan yang gembur sehingga mudah sembuh.”
6.PAYUDARA ABSES
Bila mastitis ditangani terlambat atau tak ditangani dengan baik, maka bisa mengakibatkan payudara abses. “Mastitis itu sebenarnya tak terlalu masalah. Tapi karena terlambat diobati, maka menyebabkan abses. Misalnya, ASI jadi basi sehingga tumbuhlah kuman yang mengakibatkan abses.”
Jika sudah abses bayi tak boleh lagi menyusu. “Karena bisa saja ASI tercampur nanah dari abses itu.” Abses bisa terjadi di sekitar puting, bisa juga di seluruh payudara.
Ciri payudara yang mengalami abses adalah bentuknya merah kehitaman layaknya sedang bisulan. Payudara pun tidak setegang saat mastitis. “Kalau abses, payudara jadi lembek karena sudah ada nanah di balik kulit.”
Jika sudah abses, mau tak mau, di bagian nanah itu harus diinsisi/dibuka dan dikeluarkan nanahnya. “Jadi, semacam operasi kecil yang membuka kulit sedikit dan mengeluarkan nanahnya dengan memakai tampon, kemudian dijahit lagi.”
Dalam waktu 1-2 minggu, biasanya abses pun sembuh setelah diinsisi. Tentu saja si ibu pun akan diberi antibiotika untuk menyembuhkan infeksinya. “Sebaiknya ASI dari payudara yang abses tetap dipompa keluar dan dibuang. Sementara itu, anak menyusu dari payudara yang tidak abses.”
7.RELUCTANT NURSER
Suatu istilah dimana bayi tak mau menyusu karena ASI yang keluar dari si ibu begitu kuat. Penyebabnya karena ibunya terlalu sehat sehingga produksi ASI menjadi berlebihan. “Memang bagus jika produksi ASI begitu banyak, namun kalau ASI yang keluar terlalu deras, maka bayi pun jadi gelagapan. Akibatnya, ia tak mau minum ASI lagi.”
Cara mengatasinya, si bayi sebaiknya diminta sering-sering menyusu atau kalau mau menyusu, pompa dulu ASI-nya separuh dalam botol, sehingga saat bayi menyusu tidak terlalu penuh lagi yang menyebabkan ASI mancur terlalu deras.



Indah Mulatsih.
sumber: Tabloid Nakita Read More......

Masistis - Sakit Payudara

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus (saluran
susu) hingga puting susu pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya
mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang
memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya. Pengurutan payudara
sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk
menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui
dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat
menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat
menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.

Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis: - Tiba-tiba muncul
rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi adanya rasa nyeri saat bayi
menyusui - Timbulnya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat
pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan
menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya - Ibu merasakan
gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin sementara tubuh terasa
pegal dan sakit. Cara mengurangi efek mastitis: - Untuk memperpendek durasi
mastitis, segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah
dengan benar - Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem
imun dan membantu melawan infeksi - Kompres daerah yang mengalami sumbatan
duktus dengan air hangat - Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk
mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan - Tetap
berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan
selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang -
Lakukan pemijatan ringan saat menyusui juga sangat membantu

*Mastitis*

* *

Pada saat menyusui memang bisa terjadi Infeksi payudara, hal ini bisa
dikarenakan adanya saluran payudara yang tersumbat sehingga ASI tida bisa
keluar dengan lancar.

Adanya saluran payudara yang tersumbat ini menyebabkan pembengkakan pada
payudara dan bila tidak ditangani dengan baik bisa berlanjut menjadi
radang (mastitis) dan menyebabkan abses ( bernanah).



Di bawah ini saya sertakan tips untuk mencegah dan mengatasi radang
payudara yang diambil dari info sehat.com

*Pencegahan Radang Payudara saat Menyusui***

*Cara mencegah radang payudara:*

1. Keluarkan kelebihan ASI dengan segera. ASI yang tidak dikeluarkan akan
menumpuk dan menimbulkan penyumbatan di dalam payudara yang dapat berujung
peradangan.
2. Susui bayi sesering mungkin dan jangan memperpanjang jarak antar tiap
waktu menyusui.
3. Jika payudara sudah terasa penuh ASI, bujuklah bayi untuk menyusui.
Anda tidak perlu menunggu sampai si kecil merasa lapar.

*Cara mengatasi radang payudara:*

1. Istirahat. Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan
kekebalan tubuh Anda kembali.
2. Kompres payudara. Secara bergantian, kompres payudara Anda dengan
kompres hangat dan dingin. Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri,
sedangkan kompres panas membantu memerangi peradangan.
3. Pijat daerah yang sakit. Pemijatan akan meningkatkan sirkulasi,
mengurangi penyumbatan payudara serta membantu meningkatkan faktor imunitas
di payudara. Pijatlah payudara Anda sambil mandi air hangat atau berendam
air hangat.
4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Penghentian ini
dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat
berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah).
5. Susuilah lebih sering di payudara yang meradang .


- Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang
tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi.
- Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika
terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau
dipompa.
- Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti
ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.


1. Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang,
ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar
sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak
menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya.
Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru
selanjutnya tukar ke payudara yang meradang.
2. Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter.



*Mastitis dan Penanganannya*

* *

Memiliki seorang anak yang baru lahir adalah sesuatu yang sangat
menakjubkan, perubahan kebiasaan hidup karena kehadiran buah hati pun
terjadi, Prioritas pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan
bagi bayinya.



- Masa-masa menyusui tersebut seringkali membuat ibu mengalami pengerasan
payudara hingga berakibat mastitis. Mastitis ini tidak akan terjadi bila ibu
memberikan ASInya dengan cara yang benar.

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus
hingga puting susupun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya
mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang
memiliki penyangga yang baik pada payudaranya.

Selalu pastikan tindakan menysui dengan posisi dan sikap yang benar.
Kesalahan sikap saat menyusui menyebabkan terjadinya sumbatan duktus.
Pengurutan payudara sebelum laktasi adalah salah satu tindakan yang sangat
efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Menggunakan
penyangga bantal saat menyusui dapat pula membantu membuat posisi menyusui
menjadi lebih baik.

Beberapa indikasi yang memungkinkan terjadinya mastitis pada setiap ibu
menyusui yang seharusnya dapat dihindari, beberapa diantaranya adalah:

- Dimulai dengan adanya rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi
adanya rasa nyeri saat bayi menyusui, ini dapat disebut mastitis. Namun
tidak semua kasus mastitis ada keluhan nyeri, sehingga ibu sebaiknya
mengetahui indikasi lainnya.

- Adanya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat pula
disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan menunjukkan
warna kemerahan yang lenih jelas dibandingkan daerah lainnya, umumnya
disertai dengan rasa nyeri yang hebat terutama bila tersentuh hingga tidak
dapat menggendong bayi pada sisi yang mengalami mastitis karena sensasi rasa
sakitnya.

- Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam, rasa
dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.

Tips untuk mengurangi efek dari mastitis.


· Cepat curiga akan adanya mastitis.

· Segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah
dengan benar.Duduklama selama beberapa jam tanpa melakukan aktifitas dapat
membantu memperpendek durasi mastitis.

· Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun
dan membantu melawan infeksi. Jika infeksi terjadi hingga berhari-hari
konsultasikan kepada dokter.

· Kompres air hangat pada daerah yang mengalami sumbatan duktus.

· Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan
sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.

· Tetap berikan ASI kepada bayi, bila gagal coba lagi, susui
terutama payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan
tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Bila gagal gunakan pompa sedot.

· Lakukan pemijatan terus menerus saat menyusui juga sangat
membantu.
*(idionline/Kalbefarma)*

*Infeksi Payudara Ganggu Keluarnya ASI*

*MESKIPUN *seorang ibu ingin menyusui bayinya dan persediaan susunya cukup,
tidak jarang rencana ini gagal karena air susu terbendung. Akibatnya, air
susu ibu (ASI) tidak keluar sehingga payudara membengkak, diikuti suhu tubuh
yang agak tinggi atau demam, pegal-pegal, dan lemas. Banyak yang salah duga
karena tanda-tanda ini mirip dengan keadaan bila seseorang terserang
influensa. Inilah infeksi payudara.

-------------



Infeksi payudara atau mastitis sebenarnya merupakan suatu masalah yang
jarang terjadi pada ibu-ibu yang menyusui bayinya. Tetapi kalaupun hal ini
sampai terjadi, biasanya baru akan muncul 11-30 hari setelah melahirkan.

Infeksi payudara tidak bisa disamakan dengan keadaan yang disebabkan oleh
penyumbatan ASI. Bila infekasi payudara terjadi pada minggu pertama setelah
melahirkan, maka penyumbatan ASI terjadi lebih dini lagi, yaitu sekitar
24-72 jam setelah persalinan, pada waktu payudara mulai memproduksi ASI,
atau lama setelah itu misalnya pada waktu menyapih bayi.

Gangguan yang ditimbulkan akibat penyumbatan saluran ASI ini antara lain
rasa kurang nyaman, payudara membengkak dan sensitif, tetapi tidak diikuti
dengan demam. Penyebab penumbatan ini bukan karena infeksi.

Untuk mengatasi penyumbatan saluran ASI, kenakanlah BH khusus bagi ibu
menyusui, lalu tempat yang bengkak dikompres dengan air dingin atau es.
Kalau dianggap perlu, seorang ibu dapat minum obat pengurang rasa sakit.
Biasanya, dalam beberapa hari pembengkakan berkurang dan payudara akan
menjadi lebih lembut setelah ASI diproduksi dengan teratur.

*Lakukan Sesuatu*

Setiap saat, selama menyusui, ASI memang dapat terbendung. Akibatnya terjadi
pembengkakan di satu bagian, payudara menjadi lebih peka, meskipun tidak
menimbulkan demam. Tetapi, bila keadaan ini dibiarkan, maka dapat berkembang
menjadi infeksi.

Karena itu, agar tidak berkembang lebih gawat, sebaiknya ibu melakukan
sesuatu, misalnya dengan membersihkan sisa-sisa ASI yang tertinggal di
puting secara teratur dengan air hangat, dengan meletakkan sesuatu yang
panas di tempat yang bengkak. Kompres dengan air panas atau mandi di bawah
pancuran juga dapat menolong.

Kemudian, daerah yang bengkak sebaiknya di-massage dengan hati-hati, dan
payudara sesering mungkin dikosongkan, dengan cara menyusui. Bisa juga
mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa payudara. Dengan cara-cara seperti
ini biasanya penimbunan ASI akan berakhir dengan cepat dan tidak sampai
menimbulkan mastitis.

Bila keadaan tidak tertolong lagi dan berkembang sehingga timbul
kemerah-merahan pada payudara serta diikuti demam dan seakan-akan terkena
influensa, maka tanda-tanda ini menunjukkan adanya infeksi. Dalam hal ini
sebaiknya ibu segera ke dokter supaya dapat dilakukan tindakan untuk
mengatasinya.

Dari pemeriksaan diketahui bahwa jenis bakteri penyebab infeksi itu
kebanyakan bakteri staphylosoccus aureus. Bayi yang ibunya menderita
mastitis akan menyimpan bakteri ini dalam hidung dan tenggorokannya. Memang
bayi itu tidak menjadi sakit, tetapi ia dapat memindahkan bakteri itu
kembali ke ibunya. Lalu, mengapa beberapa ibu yang bayinya membawa bakteri
akan menderita mastitis, sedangkan ibu lainnya tidak? Hal ini belum dapat
diungkapkan.

Tetapi yang jelas, penimbunan ASI akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan
infeksi ini. Mungkin hal ini disebabkan adanya belahan-belahan atau luka
(lecet) pada puting susu yang menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke dalam
payudara. Karena itu, hindarilah terjadinya luka pada puting susu serta
penimbunan ASI dalam payudara.

*Pengobatan Secepatnya*

Apabila sudah terjadi peradangan atau mastitis, maka dibutuhkan pengobatan
dengan obat antibiotika. Pendapat dokter tentang pemakaian antibiotika bisa
berbeda-beda, tetapi dokter akan memberikan yang terbaik bagi ibu.
Pengobatan dengan antibiotika dilakukan selama beberapa hari, tergantung
dari kebutuhan.

Penting diketahui, walaupun ibu merasa sembuh meskipun obat itu belum habis,
pengobatan dengan obat antibiotika harus tetap diteruskan. Sebagai terapi
tambahan dapat dilakukan dengan minum obat pengurang rasa sakit dan
menurunkan panas, menggunakan BH yang dapat menunjang payudara dengan baik,
serta kompres air panas. Bila ada demam, maka konsumsi air juga
ditingkatkan.

Banyak pendapat yang saling bertentangan mengenai apakah pemberian ASI
dihentikan atau tidak selama adanya infeksi payudara. Namun, baik untuk
diketahui, bahwa seringkali apabila pemberian ASI dihentikan, maka justru
payudara akan makin membengkak, rasa sakit pun bertambah serta proses
penyembuhan infeksi bertambah lambat. Walaupun banyak pendapat yang
menganjurkan untuk menghentikan pemberian ASI sementara, tetapi dari
beberapa penelitian diketahui bahwa mengosongkan payudara merupakan salah
satu cara yang efektif untuk mengatasi infeksi payudara.

Dari suatu penelitian di Denmark pada 1984 diketahui bahwa pengobatan dengan
obat-obatan antibiotika yang dikombinasikan menunjukkan hasil yang baik, dan
ini dianggap jalan keluar yang tepat. Pengosongan payudara akan
mempersingkat lamanya gejala dari penyakit ini. Pengulangan infeksi belum
diselisiki dengan seksama.

Namun, beberapa dokter khawatir bahwa apabila bayi-bayi menyusu dari
payudara yang terinfeksi, maka mereka pun akan terkena infeksi. Kemudian hal
ini akan ditularkan kembali ke ibunya, sehingga akhirnya si ibu akan
mengalaminya berulang kali. Tetapi dari beberapa penelitian yang dilakukan
diketahui bahwa ibu yang menyusui bayinya walaupun payudaranya infeksi,
ternyata tidak menularkan penyakitnya pada si bayi.

Payudara yang terkena infeksi memang harus dikosongkan sesering mungkin
dengan cara membiarkan bayi terus menyusu atau memompanya, atau mengeluarkan
ASI dengan cara mengurut payudara dengan tangan. Bila mastitis segera
diobati dengan antibiotika, maka kemungkinan untuk terjadinya abses sangat
kecil. Tetapi sebaiknya, infeksi didiagnosa sedini mungkin untuk dapat
mencegah komplikasi yang berat seperti abses. Abses ialah kumpulan nanah,
jadi semacam bisul tetapi di dalam payudara. Abses pada payudara dapat
terjadi bila pengobatan dengan antibiotika tertunda 24-28 jam.

Bila infeksi payudara ini sudah meningkat jadi abses, maka diperlukan
pembedahan. Rongga abses dibuka, kemudian dikosongkan, untuk mengeluarkan
nanah yang ada di dalam payudara. Biasanya diperlukan pemberian obat-obat
antibiotika melalui intra vana (pembuluh darah di dalam) untuk menyelesaikan
hal ini secara tuntas.

** dr. rahardi p.*
Read More......

Kembali ke Halaman Muka