Si Raja Herba untuk segala Penyakit

Masistis - Sakit Payudara

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus (saluran
susu) hingga puting susu pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya
mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang
memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya. Pengurutan payudara
sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk
menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui
dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat
menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat
menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.

Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis: - Tiba-tiba muncul
rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi adanya rasa nyeri saat bayi
menyusui - Timbulnya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat
pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan
menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya - Ibu merasakan
gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin sementara tubuh terasa
pegal dan sakit. Cara mengurangi efek mastitis: - Untuk memperpendek durasi
mastitis, segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah
dengan benar - Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem
imun dan membantu melawan infeksi - Kompres daerah yang mengalami sumbatan
duktus dengan air hangat - Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk
mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan - Tetap
berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan
selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang -
Lakukan pemijatan ringan saat menyusui juga sangat membantu

*Mastitis*

* *

Pada saat menyusui memang bisa terjadi Infeksi payudara, hal ini bisa
dikarenakan adanya saluran payudara yang tersumbat sehingga ASI tida bisa
keluar dengan lancar.

Adanya saluran payudara yang tersumbat ini menyebabkan pembengkakan pada
payudara dan bila tidak ditangani dengan baik bisa berlanjut menjadi
radang (mastitis) dan menyebabkan abses ( bernanah).



Di bawah ini saya sertakan tips untuk mencegah dan mengatasi radang
payudara yang diambil dari info sehat.com

*Pencegahan Radang Payudara saat Menyusui***

*Cara mencegah radang payudara:*

1. Keluarkan kelebihan ASI dengan segera. ASI yang tidak dikeluarkan akan
menumpuk dan menimbulkan penyumbatan di dalam payudara yang dapat berujung
peradangan.
2. Susui bayi sesering mungkin dan jangan memperpanjang jarak antar tiap
waktu menyusui.
3. Jika payudara sudah terasa penuh ASI, bujuklah bayi untuk menyusui.
Anda tidak perlu menunggu sampai si kecil merasa lapar.

*Cara mengatasi radang payudara:*

1. Istirahat. Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan
kekebalan tubuh Anda kembali.
2. Kompres payudara. Secara bergantian, kompres payudara Anda dengan
kompres hangat dan dingin. Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri,
sedangkan kompres panas membantu memerangi peradangan.
3. Pijat daerah yang sakit. Pemijatan akan meningkatkan sirkulasi,
mengurangi penyumbatan payudara serta membantu meningkatkan faktor imunitas
di payudara. Pijatlah payudara Anda sambil mandi air hangat atau berendam
air hangat.
4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Penghentian ini
dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat
berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah).
5. Susuilah lebih sering di payudara yang meradang .


- Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang
tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi.
- Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika
terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau
dipompa.
- Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti
ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.


1. Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang,
ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar
sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak
menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya.
Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru
selanjutnya tukar ke payudara yang meradang.
2. Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter.



*Mastitis dan Penanganannya*

* *

Memiliki seorang anak yang baru lahir adalah sesuatu yang sangat
menakjubkan, perubahan kebiasaan hidup karena kehadiran buah hati pun
terjadi, Prioritas pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan
bagi bayinya.



- Masa-masa menyusui tersebut seringkali membuat ibu mengalami pengerasan
payudara hingga berakibat mastitis. Mastitis ini tidak akan terjadi bila ibu
memberikan ASInya dengan cara yang benar.

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus
hingga puting susupun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya
mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang
memiliki penyangga yang baik pada payudaranya.

Selalu pastikan tindakan menysui dengan posisi dan sikap yang benar.
Kesalahan sikap saat menyusui menyebabkan terjadinya sumbatan duktus.
Pengurutan payudara sebelum laktasi adalah salah satu tindakan yang sangat
efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Menggunakan
penyangga bantal saat menyusui dapat pula membantu membuat posisi menyusui
menjadi lebih baik.

Beberapa indikasi yang memungkinkan terjadinya mastitis pada setiap ibu
menyusui yang seharusnya dapat dihindari, beberapa diantaranya adalah:

- Dimulai dengan adanya rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi
adanya rasa nyeri saat bayi menyusui, ini dapat disebut mastitis. Namun
tidak semua kasus mastitis ada keluhan nyeri, sehingga ibu sebaiknya
mengetahui indikasi lainnya.

- Adanya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat pula
disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan menunjukkan
warna kemerahan yang lenih jelas dibandingkan daerah lainnya, umumnya
disertai dengan rasa nyeri yang hebat terutama bila tersentuh hingga tidak
dapat menggendong bayi pada sisi yang mengalami mastitis karena sensasi rasa
sakitnya.

- Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam, rasa
dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.

Tips untuk mengurangi efek dari mastitis.


· Cepat curiga akan adanya mastitis.

· Segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah
dengan benar.Duduklama selama beberapa jam tanpa melakukan aktifitas dapat
membantu memperpendek durasi mastitis.

· Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun
dan membantu melawan infeksi. Jika infeksi terjadi hingga berhari-hari
konsultasikan kepada dokter.

· Kompres air hangat pada daerah yang mengalami sumbatan duktus.

· Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan
sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.

· Tetap berikan ASI kepada bayi, bila gagal coba lagi, susui
terutama payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan
tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Bila gagal gunakan pompa sedot.

· Lakukan pemijatan terus menerus saat menyusui juga sangat
membantu.
*(idionline/Kalbefarma)*

*Infeksi Payudara Ganggu Keluarnya ASI*

*MESKIPUN *seorang ibu ingin menyusui bayinya dan persediaan susunya cukup,
tidak jarang rencana ini gagal karena air susu terbendung. Akibatnya, air
susu ibu (ASI) tidak keluar sehingga payudara membengkak, diikuti suhu tubuh
yang agak tinggi atau demam, pegal-pegal, dan lemas. Banyak yang salah duga
karena tanda-tanda ini mirip dengan keadaan bila seseorang terserang
influensa. Inilah infeksi payudara.

-------------



Infeksi payudara atau mastitis sebenarnya merupakan suatu masalah yang
jarang terjadi pada ibu-ibu yang menyusui bayinya. Tetapi kalaupun hal ini
sampai terjadi, biasanya baru akan muncul 11-30 hari setelah melahirkan.

Infeksi payudara tidak bisa disamakan dengan keadaan yang disebabkan oleh
penyumbatan ASI. Bila infekasi payudara terjadi pada minggu pertama setelah
melahirkan, maka penyumbatan ASI terjadi lebih dini lagi, yaitu sekitar
24-72 jam setelah persalinan, pada waktu payudara mulai memproduksi ASI,
atau lama setelah itu misalnya pada waktu menyapih bayi.

Gangguan yang ditimbulkan akibat penyumbatan saluran ASI ini antara lain
rasa kurang nyaman, payudara membengkak dan sensitif, tetapi tidak diikuti
dengan demam. Penyebab penumbatan ini bukan karena infeksi.

Untuk mengatasi penyumbatan saluran ASI, kenakanlah BH khusus bagi ibu
menyusui, lalu tempat yang bengkak dikompres dengan air dingin atau es.
Kalau dianggap perlu, seorang ibu dapat minum obat pengurang rasa sakit.
Biasanya, dalam beberapa hari pembengkakan berkurang dan payudara akan
menjadi lebih lembut setelah ASI diproduksi dengan teratur.

*Lakukan Sesuatu*

Setiap saat, selama menyusui, ASI memang dapat terbendung. Akibatnya terjadi
pembengkakan di satu bagian, payudara menjadi lebih peka, meskipun tidak
menimbulkan demam. Tetapi, bila keadaan ini dibiarkan, maka dapat berkembang
menjadi infeksi.

Karena itu, agar tidak berkembang lebih gawat, sebaiknya ibu melakukan
sesuatu, misalnya dengan membersihkan sisa-sisa ASI yang tertinggal di
puting secara teratur dengan air hangat, dengan meletakkan sesuatu yang
panas di tempat yang bengkak. Kompres dengan air panas atau mandi di bawah
pancuran juga dapat menolong.

Kemudian, daerah yang bengkak sebaiknya di-massage dengan hati-hati, dan
payudara sesering mungkin dikosongkan, dengan cara menyusui. Bisa juga
mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa payudara. Dengan cara-cara seperti
ini biasanya penimbunan ASI akan berakhir dengan cepat dan tidak sampai
menimbulkan mastitis.

Bila keadaan tidak tertolong lagi dan berkembang sehingga timbul
kemerah-merahan pada payudara serta diikuti demam dan seakan-akan terkena
influensa, maka tanda-tanda ini menunjukkan adanya infeksi. Dalam hal ini
sebaiknya ibu segera ke dokter supaya dapat dilakukan tindakan untuk
mengatasinya.

Dari pemeriksaan diketahui bahwa jenis bakteri penyebab infeksi itu
kebanyakan bakteri staphylosoccus aureus. Bayi yang ibunya menderita
mastitis akan menyimpan bakteri ini dalam hidung dan tenggorokannya. Memang
bayi itu tidak menjadi sakit, tetapi ia dapat memindahkan bakteri itu
kembali ke ibunya. Lalu, mengapa beberapa ibu yang bayinya membawa bakteri
akan menderita mastitis, sedangkan ibu lainnya tidak? Hal ini belum dapat
diungkapkan.

Tetapi yang jelas, penimbunan ASI akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan
infeksi ini. Mungkin hal ini disebabkan adanya belahan-belahan atau luka
(lecet) pada puting susu yang menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke dalam
payudara. Karena itu, hindarilah terjadinya luka pada puting susu serta
penimbunan ASI dalam payudara.

*Pengobatan Secepatnya*

Apabila sudah terjadi peradangan atau mastitis, maka dibutuhkan pengobatan
dengan obat antibiotika. Pendapat dokter tentang pemakaian antibiotika bisa
berbeda-beda, tetapi dokter akan memberikan yang terbaik bagi ibu.
Pengobatan dengan antibiotika dilakukan selama beberapa hari, tergantung
dari kebutuhan.

Penting diketahui, walaupun ibu merasa sembuh meskipun obat itu belum habis,
pengobatan dengan obat antibiotika harus tetap diteruskan. Sebagai terapi
tambahan dapat dilakukan dengan minum obat pengurang rasa sakit dan
menurunkan panas, menggunakan BH yang dapat menunjang payudara dengan baik,
serta kompres air panas. Bila ada demam, maka konsumsi air juga
ditingkatkan.

Banyak pendapat yang saling bertentangan mengenai apakah pemberian ASI
dihentikan atau tidak selama adanya infeksi payudara. Namun, baik untuk
diketahui, bahwa seringkali apabila pemberian ASI dihentikan, maka justru
payudara akan makin membengkak, rasa sakit pun bertambah serta proses
penyembuhan infeksi bertambah lambat. Walaupun banyak pendapat yang
menganjurkan untuk menghentikan pemberian ASI sementara, tetapi dari
beberapa penelitian diketahui bahwa mengosongkan payudara merupakan salah
satu cara yang efektif untuk mengatasi infeksi payudara.

Dari suatu penelitian di Denmark pada 1984 diketahui bahwa pengobatan dengan
obat-obatan antibiotika yang dikombinasikan menunjukkan hasil yang baik, dan
ini dianggap jalan keluar yang tepat. Pengosongan payudara akan
mempersingkat lamanya gejala dari penyakit ini. Pengulangan infeksi belum
diselisiki dengan seksama.

Namun, beberapa dokter khawatir bahwa apabila bayi-bayi menyusu dari
payudara yang terinfeksi, maka mereka pun akan terkena infeksi. Kemudian hal
ini akan ditularkan kembali ke ibunya, sehingga akhirnya si ibu akan
mengalaminya berulang kali. Tetapi dari beberapa penelitian yang dilakukan
diketahui bahwa ibu yang menyusui bayinya walaupun payudaranya infeksi,
ternyata tidak menularkan penyakitnya pada si bayi.

Payudara yang terkena infeksi memang harus dikosongkan sesering mungkin
dengan cara membiarkan bayi terus menyusu atau memompanya, atau mengeluarkan
ASI dengan cara mengurut payudara dengan tangan. Bila mastitis segera
diobati dengan antibiotika, maka kemungkinan untuk terjadinya abses sangat
kecil. Tetapi sebaiknya, infeksi didiagnosa sedini mungkin untuk dapat
mencegah komplikasi yang berat seperti abses. Abses ialah kumpulan nanah,
jadi semacam bisul tetapi di dalam payudara. Abses pada payudara dapat
terjadi bila pengobatan dengan antibiotika tertunda 24-28 jam.

Bila infeksi payudara ini sudah meningkat jadi abses, maka diperlukan
pembedahan. Rongga abses dibuka, kemudian dikosongkan, untuk mengeluarkan
nanah yang ada di dalam payudara. Biasanya diperlukan pemberian obat-obat
antibiotika melalui intra vana (pembuluh darah di dalam) untuk menyelesaikan
hal ini secara tuntas.

** dr. rahardi p.*

0 komentar:

Posting Komentar



Kembali ke Halaman Muka